Follow Us @gamelansp4

Followers

Friday, December 27, 2019

Filosofi Instrumen Gamelan Dalam Kajian Islam


Filosofi Instrumen Gamelan Dalam Kajian Islam
1. Bonang barung dan bonang penerus
Bonang barung dan bonang penerus memiliki ukuran sedang, beroktaf tengah sampai tinggi yang jika kita dengarkan akan berbunyi “nang” saat bonang ini ditabuh. Kata “nang“ bagi orang jawa diartikan sadar. Dan ini memiliki makna filosofis “setelah manusia terlahir, ia harus bisa berfikir dengan hati yang jernih agar bisa mengambil keputusan dengan penuh kesadaran”.
2. Kethuk
Kethuk adalah instrumen gamelan yang berbunyi “thuk” ketika ditabuh. Kata “thuk” ini bagi orang jawa diartikan sebagai manthuk yang berarti setuju dalam bahasa Indonesia. Ini dimaksudkan agar manusia harus setuju dengan semua perintah serta larangan sang pencipta.
3. Kendhang
Filosofi gamelan ketiga, ialah kendang, yang merupakan alat gamelan yang dibuat dari kayu nangka. Kendang sendiri adalah pimpinan dalam permainan musik gamelan. Kendhang juga berfungsi untuk mengendalikan irama cepat atau lambat dalam permainan music gamelan.
Kata kendang diambil dari bunyi suara alat musik yang saat dimainkan berbunyi “ndang”. Adapun filosofi dari “ndang” adalah kata kerja yang memiliki arti bersegeralah dalam beribadah kepada Tuhan sang Maha Pencipta.
4. Kempul
Kempul merupakan salah satu instrumen gamelan, yang identik dengan gong. Hanya saja, ia berukuran lebih kecil. Biasanya kempul ditabuh beberapa kali yang kemudian disusul tabuhan gong. Dalam bahasa jawa, kempul diartikan kumpul. Kata ini adalah kata ajakan untuk berjama’ah di dalam beribadah.
5. Saron
Saron terbuat dari bahan besi, karet, kayu, dan paku dengan bentuk menyerupai lesung kecil. Saron ini memiliki lima macam tangga nada berdasarkan oktafnya. Kata saron sendiri dalam bahasa jawa bermakna sero yang artinya keras.
6. Gender
Filosofi gamelan selanjutnya, ialah gender, yang berasal dari kata gendera yang bermakna bendera. Bendera sendiri merupakan simbol permulaan. Dalam Gamelan, Gender ini dimainkan dengan mendahului alat-alat musik lainnya

7. Rebab
Rebab merupakan salah satu alat gamelan yang dibunyikan terlebih dahulu jika gender tidak ada. Adapun makna filosofi gamelan dari rebab ini adalah tujuan atau keinginan dari suatu tindakan.
8. Gambang
Gambang ini berasal dari kata gamblang yang bermakna seimbang dan jelas, yang menunjukan adanya keseimbangan antara kehidupan di dunia dan kehidupan akhirat.
9. Suling
Suling ini merupakan salah satu intrumen musik gamelan yang terbuat dari batang bamboo. Adapun cara memainkan alat musik ini yakni dengan meniupnya hingga mengeluarkan bunyi. Dalam bahasa jawa, filosofi suling yaitu eling yang artinya ingat. Filogosi gamelan ini bermaksud agar manusia mampu selalu teringat akan kewajibannya.
10. Siter
Siter merupakan sebuah alat gamelan yang berasal dari kata siteran. Siter sendiri aalat musik petik.
11. Gong
Gong merupakan alat gamelan yang suaranya paling jelas ketika dibunyikan dan di bunyikan terakhir yang berarti selesai, bunyinya gung artinya yang maha Agung. Cara memainkanya cukup dengan dipukul.
FILOSOFI BUNYI GAMELAN
Kempul atau Kenong dan Bonang yang menimbulkan bunyi; Neng, Ning, Nung, Nang. NENG (meNENG, diam), NING (weNING, berfikir) NUNG (ndhuNUNG, berdo'a ), NANG (meNANG, Kemenangan) NONG (Tuhan). Di antaranya dengan laku prihatin untuk meraih kemenangan melalui empat tahapan yang harus dilaksanakan secara tuntas. Empat tahapan tersebut dikiaskan ke dalam nada suara salah instrumen Gamelan Jawa yang dinamakan Kempul atau Kenong dan Bonang yang menimbulkan bunyi; Neng, Ning, Nung, Nang.
1. Neng; artinya jumeneng(berdiri), sadar atau bangun untuk melakukan tirakat, semedi, maladihening, atau mesu budi. Konsentrasi untuk membangkitkan kesadaran batin, serta mematikan kesadaran jasad sebagai upaya menangkap dan menyelaraskan diri dalam frekuensi gelombang Tuhan.
2. Ning; artinya dalam jumeneng kita mengheningkan daya cipta (akal-budi) agar menyambung dengan daya rasa- sejati yang menjadi sumber cahaya nan suci. Tersambungnya antara cipta dengan rahsa akan membangun keadaan yang wening. Dalam keadaan "mati raga" kita menciptakan keadaan batin (hawa/jiwa/nafs) yang hening, khusuk, bagai di alam "awang-uwung" namun jiwa tetap terjaga dalam kesadaran batiniah. Sehingga kita dapat menangkap sinyal gaib dari sukma sejati.
 3. Nung; artinya kesinungan. Bagi siapapun yang melakukan Neng, lalu berhasil menciptakan Ning, maka akan kesinungan (terpilih dan dipilih) untuk mendapatkan anu gerah agung dari Tuhan Yang Mahasuci. Dalam Nung yang sejati, akan datang cahaya Hyang Mahasuci melalui rahsa lalu ditangkap roh atau sukma sejati, diteruskan kepada jiwa, untuk diolah oleh jasad yang suci menjadi manifestasi perilaku utama (lakutama). Perilakunya selalu konstruktif dan hidupnya selalu bermanfaat untuk orang banyak.
4. Nang; artinya menang; orang yang terpilih dan dipilih (kesinungan), akan selalu terjaga amal perbuatan baiknya. sehingga amal perbuatan baik yang tak terhitung lagi akan menjadi benteng untuk diri sendiri. Ini merupakan buah kemenangan dalam laku prihatin. Kemenangan yang berupa anugrah, kenikmatan, dalam segala bentuknya serta meraih kehidupan sejati, kehidupan yang dapat memberi manfaat (rahmat) untuk seluruh makhluk serta alam semesta. Seseorang akan meraih kehidupan sejati, selalu kecukupan, tentram lahir batin, tak bisa dicelakai orang lain, serta selalu menemukan keberuntungan dalam hidup(meraih ngelmu beja).
 Neng adalah Syariatnya, Ning adalah Tarekatnya, Nung adalah Hakekatnya, Nang adalah Makrifatnya.

https://budayajawa.id/filosofi-dan-makna-gamelan-jawa/
https://www.kompasiana.com/achmadeswa/5aa1acbacf01b47f3a5128d2/karawitan-gamelan-guru-filsafat-bagi-manusia?page=all

No comments:

Post a Comment

Gamelan pakurmatan

                    Gamelan Pakurmatan Nama pakurmatan sendiri telah menyebut jenis karawitan ini adalah untuk menghormat sesuatu. Disebut...