Filosofi Instrumen Gamelan
Dalam Kajian Islam
1. Bonang barung dan bonang penerus
Bonang
barung dan bonang penerus memiliki ukuran sedang, beroktaf tengah sampai tinggi
yang jika kita dengarkan akan berbunyi “nang” saat bonang ini ditabuh. Kata
“nang“ bagi orang jawa diartikan sadar. Dan ini memiliki makna filosofis
“setelah manusia terlahir, ia harus bisa berfikir dengan hati yang jernih agar
bisa mengambil keputusan dengan penuh kesadaran”.
2. Kethuk
Kethuk
adalah instrumen gamelan yang berbunyi “thuk” ketika ditabuh. Kata “thuk” ini
bagi orang jawa diartikan sebagai manthuk yang berarti setuju dalam bahasa
Indonesia. Ini dimaksudkan agar manusia harus setuju dengan semua perintah
serta larangan sang pencipta.
3. Kendhang
Filosofi
gamelan ketiga, ialah kendang, yang merupakan alat gamelan yang dibuat dari
kayu nangka. Kendang sendiri adalah pimpinan dalam permainan musik gamelan.
Kendhang juga berfungsi untuk mengendalikan irama cepat atau lambat dalam
permainan music gamelan.
Kata
kendang diambil dari bunyi suara alat musik yang saat dimainkan berbunyi
“ndang”. Adapun filosofi dari “ndang” adalah kata kerja yang memiliki arti
bersegeralah dalam beribadah kepada Tuhan sang Maha Pencipta.
4. Kempul
Kempul
merupakan salah satu instrumen gamelan, yang identik dengan gong. Hanya saja,
ia berukuran lebih kecil. Biasanya kempul ditabuh beberapa kali yang kemudian
disusul tabuhan gong. Dalam bahasa jawa, kempul diartikan kumpul. Kata ini
adalah kata ajakan untuk berjama’ah di dalam beribadah.
5. Saron
Saron
terbuat dari bahan besi, karet, kayu, dan paku dengan bentuk menyerupai lesung
kecil. Saron ini memiliki lima macam tangga nada berdasarkan oktafnya. Kata
saron sendiri dalam bahasa jawa bermakna sero yang artinya keras.
6. Gender
Filosofi
gamelan selanjutnya, ialah gender, yang berasal dari kata gendera yang bermakna
bendera. Bendera sendiri merupakan simbol permulaan. Dalam Gamelan, Gender ini
dimainkan dengan mendahului alat-alat musik lainnya
7. Rebab
Rebab
merupakan salah satu alat gamelan yang dibunyikan terlebih dahulu jika gender
tidak ada. Adapun makna filosofi gamelan dari rebab ini adalah tujuan atau
keinginan dari suatu tindakan.
8. Gambang
Gambang
ini berasal dari kata gamblang yang bermakna seimbang dan jelas, yang
menunjukan adanya keseimbangan antara kehidupan di dunia dan kehidupan akhirat.
9. Suling
Suling
ini merupakan salah satu intrumen musik gamelan yang terbuat dari batang
bamboo. Adapun cara memainkan alat musik ini yakni dengan meniupnya hingga
mengeluarkan bunyi. Dalam bahasa jawa, filosofi suling yaitu eling yang artinya
ingat. Filogosi gamelan ini bermaksud agar manusia mampu selalu teringat akan
kewajibannya.
10. Siter
Siter
merupakan sebuah alat gamelan yang berasal dari kata siteran. Siter sendiri
aalat musik petik.
11. Gong
Gong
merupakan alat gamelan yang suaranya paling jelas ketika dibunyikan dan di
bunyikan terakhir yang berarti selesai, bunyinya gung artinya yang maha Agung. Cara memainkanya cukup dengan dipukul.
FILOSOFI BUNYI GAMELAN
Kempul
atau Kenong dan Bonang yang menimbulkan bunyi; Neng, Ning, Nung, Nang. NENG
(meNENG, diam), NING (weNING, berfikir) NUNG (ndhuNUNG, berdo'a ), NANG
(meNANG, Kemenangan) NONG (Tuhan). Di antaranya dengan laku prihatin untuk
meraih kemenangan melalui empat tahapan yang harus dilaksanakan secara tuntas.
Empat tahapan tersebut dikiaskan ke dalam nada suara salah instrumen Gamelan
Jawa yang dinamakan Kempul atau Kenong dan Bonang yang menimbulkan bunyi; Neng,
Ning, Nung, Nang.
1.
Neng; artinya jumeneng(berdiri), sadar atau bangun untuk melakukan tirakat,
semedi, maladihening, atau mesu budi. Konsentrasi untuk membangkitkan kesadaran
batin, serta mematikan kesadaran jasad sebagai upaya menangkap dan
menyelaraskan diri dalam frekuensi gelombang Tuhan.
2.
Ning; artinya dalam jumeneng kita mengheningkan daya cipta (akal-budi) agar
menyambung dengan daya rasa- sejati yang menjadi sumber cahaya nan suci.
Tersambungnya antara cipta dengan rahsa akan membangun keadaan yang wening.
Dalam keadaan "mati raga" kita menciptakan keadaan batin (hawa/jiwa/nafs)
yang hening, khusuk, bagai di alam "awang-uwung" namun jiwa tetap
terjaga dalam kesadaran batiniah. Sehingga kita dapat menangkap sinyal gaib
dari sukma sejati.
3. Nung; artinya kesinungan. Bagi siapapun
yang melakukan Neng, lalu berhasil menciptakan Ning, maka akan kesinungan
(terpilih dan dipilih) untuk mendapatkan anu gerah agung dari Tuhan Yang
Mahasuci. Dalam Nung yang sejati, akan datang cahaya Hyang Mahasuci melalui
rahsa lalu ditangkap roh atau sukma sejati, diteruskan kepada jiwa, untuk diolah
oleh jasad yang suci menjadi manifestasi perilaku utama (lakutama). Perilakunya
selalu konstruktif dan hidupnya selalu bermanfaat untuk orang banyak.
4.
Nang; artinya menang; orang yang terpilih dan dipilih (kesinungan), akan selalu
terjaga amal perbuatan baiknya. sehingga amal perbuatan baik yang tak terhitung
lagi akan menjadi benteng untuk diri sendiri. Ini merupakan buah kemenangan
dalam laku prihatin. Kemenangan yang berupa anugrah, kenikmatan, dalam segala
bentuknya serta meraih kehidupan sejati, kehidupan yang dapat memberi manfaat
(rahmat) untuk seluruh makhluk serta alam semesta. Seseorang akan meraih
kehidupan sejati, selalu kecukupan, tentram lahir batin, tak bisa dicelakai
orang lain, serta selalu menemukan keberuntungan dalam hidup(meraih ngelmu
beja).
Neng adalah Syariatnya, Ning adalah
Tarekatnya, Nung adalah Hakekatnya, Nang adalah Makrifatnya.
https://budayajawa.id/filosofi-dan-makna-gamelan-jawa/
https://www.kompasiana.com/achmadeswa/5aa1acbacf01b47f3a5128d2/karawitan-gamelan-guru-filsafat-bagi-manusia?page=all
No comments:
Post a Comment