Warisan kebudayaan Indonesia sangat banyak salah satunya gamelan. Alat
musik tradisional Jawa ini bukan sekadar alat musik biasa. Gamelan memiliki
sejarah panjang bahkan sejak kerajaan-kerajaan di Indonesia berdiri. Ternyata,
gamelan juga memiliki kisah mistis. Dibalik indahnya suara yang dikeluarkan. Bagaimana
tidak pasalnya tanpa ada orang yang memainkannya ada saja suara gamelan yang
berbunyi. Tentunya hal ini jadi sebuah pertanyaan tersendiri bagaimana bisa hal
itu terjadi. Ternyata hal serupa juga terjadi pada beberapa daerah di indonesia yang memiliki gamelan di rumahnya seperti
halnya yang dialami oleh salah satu perajin gamelan jawa. Yaitu Stevanus
Permadi,
Stevanus Permadi adalah salah satu
generasi ketiga pengrajin gamelan ‘Bondho Gongso’, mengaku pernah mengalami
hal-hal mistis yang berhubungan dengan gamelan. Dilansir Suara.com (1/11/2019),
Steve mendengar suara gamelan yang dimainkan padahal tak ada satu pun orang di
dekat alat musik tersebut.
Gamelan baru, sudah selesai dibuat, dia bunyi sendiri. Bisa malam, bisa
siang juga. Terutama gong sama kendang," kata dia saat ditemui di rumah
produksi gamelan Bondho Gongso, Gamping, Sleman, Yogyakarta.
Sebagai manusia biasa, tentu Steve ketakutan dengan bebunyian yang
didengarnya, di mana tidak terlihat siapa yang membunyikan gamelan. Namun ia
mengaku kini sudah terbiasa dengan hal tersebut.
"Kalau saya sih percaya
(dengan hal magis). Dan itu bunyinya itu bukan tang teng tang teng biasa dan
ada nadanya," ungkapnya dengan nada antusias.
Ketika digali lebih dalam mengenai perajin gamelan, ternyata terdapat
ritual khusus yang dilakukan oleh seorang perajin gamelan. Permadi tidak
menampik kala ditanya soal ritual tersebut. Ia menjelaskan bahwa ritual khusus
tersebut dilakukan sebelum alat musik yang dibuatnya itu berpindah tangan
kepada pembeli
Permadi juga menyebutkan bahwa kakek dan ayahnya juga menjalankan ritual
tertentu sebelum gamelan hasil karya mereka punya empu baru. Itu merupakan
tradisi turun temurun dari zaman dahulu yang dilakukan perajin gamelan.
Terutama pesanan Kraton, itu harus (ada tradisi ritual). Kalau sekarang
tradisi itu sudah berkurang, pembeli minta barang harus cepat, ini itu, jadi
waktunya sempit," tuturnya.
Perihal tidak cukupnya waktu untuk melakukan ritual tersebut, Permadi
menjelaskan dirinya mampu menyelesaikan satu setengah set musik gamelan dalam
waktu satu bulan jika tidak disambi dengan memperbaiki alat musik atau
dibarengi dengan aktivitas lain. Dalam pembuatan gamelan, urusan produksi
bukanlah kendala bagi Permadi, namun mencari bahan kayu dan kulit yang cukup
sulit.
"Sulit mencari ukuran
(diameter) besar sekarang, kadang kami harus mencarinya sampai ke Jawa
Tengah," ungkapnya.
Rintangan lainnya seperti pengalaman merasakan hal gaib berkaitan dengan
gamelan tidak membuat Permadi lantas berhenti memproduksi gamelan. Justru ia
semakin yakin dengan profesinya.
“Tidak semua orang percaya dengan
hal-hal seperti itu. Kalau saya, sangat mempercayainya,” ungkapnya
Selain itu kejadian serupa dialami salahsatu seniman gamelan di daerah saya
sendiri tepatnya tetangga desa yaitu desa Padamenak Kec. Jalaksana Kab.
Kuningan Jawa barat. Bapak Edi beliau adalah salah satu seniman gamelan yang
berada di desa Padamenak Kec. Jalaksana Kab. Kuningan Jawa barat. Profesi
beliau adalah instruktur gamelan dan beliau memiliki sanggar dangdut. Pada
suatu malam tepatnya selasa Bapak Edi menuju gedung serbaguna desa Padamenak
dimana beliau melatih ibu-ibu PKK untuk
belajar gamelan seperti biasanya, ketika sesi pelatihan sudah beres sekitar
pukul 22.00 beliau bersama ibu-ibu PKK meninggalkan gedung serbaguna. Ketika di
perjalanan menuju pulang beliau teringat sesuatu bahwa dompet dan rokok lalu
dia bergegas kembali ke gedung serbaguna, setelah sampai di gedung serbaguna
beliau mendengar suara gong berbunyi, sontak beliau kaget dan merasa heran
entah kenapa gong tersebeut bisa berbunyi dengan sendirinya, kemudian beliau
mencoba membuka pintu gedung serbaguna ketika beliau masuk kemudian terdengar
lagi suara gamelan yang sedang dimainkan. Kemudian beliau merasa penasaran
dengan suara gamelan tersebut dan akhirnya beliau menghampiri ruangan gamelan
dan mengintipnya. Beliau pun kaget ternyata tidak ada satu orang pun yang berada
di ruangan tersebut dan suara gamelan pun berhenti lalu bapak Edi melihat gong
bergoyang sendiri seperti telah dimainkan oleh seseorang, beliaupun ketakutan
akan hal yang terjadi kemudian beliau bergegas meninggalkan gedung serbaguna
tersebut dan mengurungkan niatnya untuk mengambil dompet dan rokok.
Keesokan harinya beliau mengubah jadwal latihan gamelan menjadi siang hari.
Setelah kejadian tersebut yang di pikir suara gamelan tersebut akan menghilang
setelah jadwal latihannya diganti, ternyata suara suara gamelan tersebut masih
saja terdengar hingga sekarang tepatnya pada malam selasa kliwon. Karena hal
tersebut sering terjadi maka pak Edi dan masyarakat sekitar menjadi terbiasa
mendengar gamelan gamelan tersebut.
Dari dua hal kejadian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah alat
musik gamelan masih mengandung aura mistis yang turun temurun dari era kerajaan
sampai saat ini.
No comments:
Post a Comment