Follow Us @gamelansp4

Followers

Thursday, December 26, 2019

Jenis Jenis Gamelan di Nusantara


Jenis Jenis Gamelan Nusantara
Berbicara tentang gamelan adalah tentang manusia di Nusantara. Secara historis, gamelan 'dilahirkan' di Nusantara.
Gambaran konstruksi historis gamelan sebagai bentuk kesenian pun tak lepas dari ritual kesusastraan pustaka dan pusaka. Bahkan, gaya berpakaian penabuh gamelan pun menjadi simbol identitas kebudayaan. Sehingga secara arkeologis, historis, dan performatif gamelan tak lepas dari unsur manusia dengan ketidaksempurnaannya.
Gamelan merupakan hasil dari kebudayaan yang tumbuh dan berkembang bertahun-tahun lamanya. Dalam wujudnya yang paling indah, gamelan dapat menghadirkan sekaligus rentang suara yang luas.
Inilah orkestra yang menjadi wajah Nusantara. Orkestra ini mewakili juga keindahan orkestra sebagaimana yang berkembang dalam musik klasik Eropa. Ada instrumen yang saling berbeda, dengan tangga nada yang berbeda, dan dengan ekspresi yang berbeda.
Orkestra gamelan ini juga menjadi model instrumen musik Nusantara dalam pengembangan musik daerah.

1.      Gamelan Jawa

Gamelan Jawa adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Musik yang tercipta pada Gamelan Jawa berasal dari paduan bunyi gong, kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik umumnya lembut dan mencerminkan keselarasan hidup, sebagaimana prinsip hidup yang dianut pada umumnya oleh masyarakat Jawa. Gamelan jawa sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua laras(tangga nada/titi nada), yaotu Slendro dan Pelog. Menurut mitologi jawa, gamelan slendro lebih tua usianya daripada gamelan pelog. Slendro memiliki 5 (lima) nada per oktaf 1 2 3 4 5 (C D E+ G A) dengan interval yang sama atau kalau pun berbeda perbedaan intervalnya sangat kecil. Pelog memiliki 7 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 (C+ D E- F# G# A B) dengan perbedaan interval yang besar. Gamelan Jawa biasanya dipakai untuk mengiringi pagelaran wayang kulit, wayang orang, ketoprak, tari, upacara Sekaten, perkawinan, khitanan, keagaman, atau pun mengiringi upacara adat.

2.      Gamelan Bali

Gamelan Bali adalah salah satu jenis Gamelan yang ada di Indonésia. Orang-orang Bali lebih menyebutnya sebagai "Gambelan". Gamelan ini memiliki perbedaan dengan gamelan jawa yaitu bentuk wilah (bilah pada saron) lebih tebal, bentuk pencon (bentuk gamelan seperti bonang) lebih banyak daripada wilah, ritme lebih cepat.[1] Gamelan Bali sangat khas terutama melalui bunyinya yang meledak-ledak, berkecepatan tinggi, serta bagian gending yang lebih dinamis. Ritme musik yang cepat terutama disebabkan oleh perangkat berbentuk seperti simbal berukuran kecil yang biasa disebut Ceng-Ceng. instrumen gamelan Bali terdiri dari ugal, gangsa, jublag, jegogan, gong gede, kempur, klenthong, reyong, trompong, kendang, ceng-ceng, suling, rebab. Gamelan Bali biasa ditampilkan saat ritual adat, upacara keagamaan, dan pengiring pertunjukan kesenian.

3.      Gamelan Sunda

Gamelan Sunda menyuguhkan nada yang mendayu-dayu dan lebih didominasi suara suling Gamelan Sunda biasanya menjadi pengiringi sinden. Instrumen khasnya menggunakan degung.. Gamelan Sunda terdiri dari suling degung, rebab, kecapi, bonang, kulanter, saron, gambang, jengglong, panerus, kendang, dan gong.
Di Tanah Sunda sendiri terdapat tiga jenis gamelan antara lain, gamelan renteng, gamelan salendro atau pelog, dan gamelan ketuk tilu. Gamelan salendro biasanya digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang, tari-tarian, serta kliningan. Karena seringnya digunakan dalam kesenian, gamelan salendro juga menjadi gamelan yang poluler diantara jenis gamelan yang lain.
Kedua adalah gamelan renteng. Gamelan ini berkembang di beberapa tempat, salah satunya di Batu Karut, Cikalong. Melihat bentuk dan interval gamelan renteng, ada pendapat bahwa kemungkinan besar gamelan sunda yang sekarang berkembang bermula dari gamelan renteng.
Terakhir adalah gamelan ketuk tilu. Gamelan ini biasanya dipakai untuk mengiringi kesenian ketuk tilu, ronggeng gunung, ronggeng ketuk, doger, dan topeng banjet.

4.       Gamelan Banjar

Gamelan Banjar merupakan perangkat gamelan yang berkembang di kalangan Suku Banjar di Kalimantan Selatan. Perangkat gamelan ini mempunyai suara yang khas, tidak menyerupai gamelan Jawa, Sunda, maupun Bali. Yang paling mendekati adalah Angklung Caruk Banyuwangi. Hastanto mengatakan bahwa sistem pelarasan nadanya adalah pentatonis yang mendekati slendro Bali (salonding). Akan tetapi dalam karawitan Bali, perangkat gamelan Salonding dikenal sebagai suatu perangkat gamelan yang memiliki pelarasan pelog tujuh nada dengan mempergunakan sistem saih (mempunyai kemiripan dengan sistem pathet). Mungkin akan lebih tepat jika Gamelan Banjar dikatakan mempunyai kemiripan mood atau suasana dengan gamelan Salonding.
Gamelan yang punya bunyi khas ini berkembang di kalangan Suku Banjar, Kalimantan Selatan. Gamelan Banjar punya dua versi, yakni keraton dan rakyatan. Gamelan Banjar versi  keraton terdiri dari babun, dawu, sarun 1, sarun 2, sarun 3, kanung, kangsi, dan gong.  Sedangkan versi rakyatan terdiri dari babun, dawu, sarun, sarantam, kanung, kangsi, gong besar, dan gong kecil.
Dalam perkembangannya, Gamelan Banjar dapat berfungsi sebagai sebuah perangkat gamelan yang berdiri sendiri (instrumentalia seperti yang dikatakan Hastanto) dan dapat juga berfungsi sebagai perangkat gamelan untuk mengiringi jenis kesenian pertunjukan lainnya. Jenis kesenian yang diiringi dengan Gamelan Banjar diantaranya adalah seni tari, kuda gipang, topeng Banjar, dan wayang Banjar baik itu wayang kulit maupun wayang gung (wayang orang).

Pementasan seni pertunjukan yang diiringi oleh Gamelan Banjar kerap dipergunakan pada acara-acara seremonial dan sakral. Hal tersebut biasanya dapat dilihat pada jenis sesajen yang dipergunakan. Selain itu, dapat juga bersifat profan yang dipertunjukan untuk hajatan pada perkawinan maupun sebagai sebuah tontonan hiburan.

5.      Gamelan Minang

Selain kental dengan aturan daerah yang memang masih kuat dengan kesan mistisnya, Sumatera Barat menyimpan kekayaan kesenian yang cukup banyak, salah satunya adalah kesenian gamelan. Instrumen musik yang digunakan adalah saluang, bansi, talempong (sebuah alat musik pukul tradisional khas suku Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat dari kuningan, tetapi ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak digunakan. Talempong berbentuk lingkaran dengan diameter 15 sampai 17,5 sentimeter, pada bagian bawahnya berlubang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang berbeda-beda. Bunyinya dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya), rabab, pupui.
Nada gamelan dari tanah Minang cenderung khas ke arah musik Melayu. Pementasan musik gamelan khas Sumatera Barat digelar sebagai hiburan masyarakat.

No comments:

Post a Comment

Gamelan pakurmatan

                    Gamelan Pakurmatan Nama pakurmatan sendiri telah menyebut jenis karawitan ini adalah untuk menghormat sesuatu. Disebut...