Follow Us @gamelansp4

Followers

Wednesday, December 4, 2019

Sejarah Gamelan

Sejarah Gamelan
 
   Gamelan adalah suatu alat musik tradisional yang terkenal di Indonesia terutama di jawa(Lingkup Jawa Tengah maupun Yogyakarta), Sunda (Jawa Barat), Bali, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan. Gamelan Jawa, Bali serta Gamelan Sunda seringkali mewakili Indonesia di pentas Dunia sehingga dianggap sebagai musik tradisional Bangsa Indonesia. Gamelan berasal dari kata “gambelan”. Secara harfiah kata “gamel” atau “gemel” berarti pukul, Dengan begitu makna gamelan bisa kita artikan sebagai kumpulan dari beberapa alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul atau ditabuh.
   Gamelan yang berkembang di Jawa Tengah, sedikit berbeda dengan Gamelan Bali ataupun Gamelan Sunda. Gamelan Jawa memiliki nada yang lebih lembut apabila dibandingkan dengan Gamelan Bali yang rancak serta Gamelan Sunda yang mendayu-dayu dan didominasi suara seruling. Menurut beberapa penelitian, perbedaan itu adalah akibat dari pengungkapan terhadap pandangan hidup “orang jawa” pada umumnya.sebagai orang jawa harus selalu “memelihara keselarasan kehidupan jasmani dan rohani, serta keselarasan dalam berbicara dan bertindak”. Oleh sebab itu, “orang jawa” selalu menghindari ekspresi yang meledak-ledak serta selalu berusaha mewujudkan toleransi antar sesama. Wujud paling nyata dalam musik gamelan adalah tarikan tali rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron kendang dan gambang serta suara gong pada setiap penutup irama.
   Gamelan terdiri dari beberapa alat musik yang terdiri dari : Kendang, Bonang, Bonang Penerus, Demung, Saron, Peking (Gamelan), Kenong & Kethuk, Slenthem, Gender, Gong, Gambang, Rebab,, Siter, Suling. Dimana Komponen utama alat musik gamelan adalah : bambu, logam, dan kayu.
Gamelan merupakan alat musik dengan nada pentatonis, yang terbagi atas dua tangga nada, yaitu pelog dan slendro,  Pelog memiliki 7 nada per oktaf,  yaitu : 1 2 3 4 5 6 7 [C+ D E- F# G# A B] dengan perbedaan interval yang besar. sedangkan slendro memiliki 5 nada per oktaf, yaitu : 1 2 3 5 6 [C- D E+ G A] dengan perbedaan interval kecil yang mana nada pelog akan memberikan perasaan tenang, hormat, dan memuja. Sedangkan tangga nada slendro bersifat gembira, bersemangat, dan terkadang fantastic.
   Gamelan dimainkan pada acara khusus, seperti upacara agama, perayaan masyarakat, pertunjukan wayang, untuk keluarga raja, dan mengiringi tarian.
Menurut kepercayaan orang Jawa, gamelan diciptakan oleh dewa yang menguasai daratan Jawa, yaitu Sang Hyang Guru yang tinggal di Gunung Mahendra (Gunung Lawu).
Gamelan konon dipakai untuk memanggil dewa-dewa lainnya. Bunga dan dupa sering disajikan untuk mengiringi tabuhan gamelan. Hal mistis ini dilakukan karena mereka percaya, bahwa di dalam gamelan didiami oleh roh. Pemusik harus membuka sepatu ketika memainkan gamelan. Gamelan sangat dihormati dan tidak boleh dilangkahi karena mereka yakin roh dalam gamelan bisa marah dan mencelakai orang yang tidak menghormatinya.
Beberapa permainan pada gamelan diyakini dapat memengaruhi alam. Musisi Jawa percaya bahwa Gong Ageng menjadi roh utama dari keseluruhan gamelan.

No comments:

Post a Comment

Gamelan pakurmatan

                    Gamelan Pakurmatan Nama pakurmatan sendiri telah menyebut jenis karawitan ini adalah untuk menghormat sesuatu. Disebut...